A. IDENTITAS BUKU
Judul buku : Petualangan Sherlock Holmes
Pengarang : Sir Arthur Conan Doyle
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Kota : Jakarta
Tanggal terbit : Januari 1992
Bahasa : Indonesia
Berat Buku : 266 gram
Ukuran : 11 x 18 cm
Jumlah halaman : 504 hlm
Harga buku : Rp 35.000,00
B. SINOPSIS
Berlatar belakang di kota London Tua dimana setiap hari para laki-laki memakai jas ketika akan memulai aktifitas, kereta kuda menjadi transportasi utama dan orang yang bergelar bangsawan mempunyai kedudukan yang penting di masyarakat.
Sherlock Holmes tinggal di 221B Baker Street sejak tahun 1881 di mana ia menghabiskan tahun-tahunnya bersama rekannya, Dr. John H. Watson, yang dengan siapa ia berbagi kamar selama beberapa waktu sampai Watson menikah dengan Mary Morstan pada tahun 1890.
Dr. John Watson merupakan dokter militer di korps medis Angkatan Darat Britania di Afganistan, namun dibebastugaskan karena terluka akibat tembakan Jezail saat bertugas dalam Pertempuran Maiwand. Ia hampir terbunuh saat mundurnya pasukan Britania dalam pertempuran tersebut, namun diselamatkan oleh pembantunya Murray. Induk semangnya (Ibu kos Sherlock Holmes di 221B Baker Street) adalah seorang wanita Skotlandia bernama Mrs. Hudson.
Sedangkan Sherlock Holmes menyebut dirinya "detektif konsultan", orang yang dimintai tolong dalam suatu kasus ketika kasus tersebut dianggap terlalu sulit untuk dipecahkan polisi dan detektif lain, ia sangat handal dalam menyelesaikan kasus-kasus yang tidak biasa dengan menggunakan kemampuan analisisnya yang luar biasa, dan sering juga menunjukkan kemampuannya ini kepada klien barunya dengan membuat analisis langsung tentang pribadi atau hal-hal yang baru saja dilakukan sang klien. Strategi ini, tentu saja, tidak pernah gagal mencengangkan dan membuat kliennya percaya akan kemampuannya.
Mata Sherlock Holmes yang jeli menangkap inspeksi yang kulakukan, dan dia menggelengkan kepala sambil tersenyum melihat kebingunganku. “Selain fakta-fakta yang cukup jelas bahwa dia pernah bekerja kasar selama beberapa saat, anggota sebuah perkumpulan pekerja, pernah ke Cina, dan akhir-akhir ini banyak menulis, tak ada lagi yang bisa kusimpulkan.”
Mr. Jabez Wilson menegakkan duduknya. Telunjuknya terletak di surat kabar itu, tapi matanya menatap temanku. “Bagaimana gerangan Anda bisa tahu semua itu, Mr. Holmes?” tanyanya. “Bagaimana Anda bisa tahu, misalnya, bahwa saya pernah melakukan pekerjaan kasar? Memang benar apa kata Anda, saya mulai bekerja sebagai tukang kayu di kapal.”
“Tangan Anda, sir. Tangan kanan Anda jauh lebih besar dibanding yang kiri. Berarti Anda telah memakainya untuk bekerja keras. Otot-ototnya juga lebih besar.”
“Kalau tentang pengisap tembakau dan anggota perkumpulan itu?”
“Maaf, bila saya menyinggung perasaan Anda kalau saya katakan bahwa saya tahu itu dari jepit di dada Anda yang bisa juga dipakai sebagai korek api dan kompas itu.”
“Ah, tentu saja, saya tak ingat hal itu. Tapi tentang kegiatan menulis saya?”
“Lihat kancing manset baju Anda yang sebelah kanan. Kelimis sekali selebar dua belas setengah sentimeter. Sedangkan lengan baju Anda yang kiri ada tambalannya dekat siku. Pasti karena bekas gesekan-gesekan di meja.”
“Betul juga. Tapi bagaimana tentang kepergian saya ke Cina?”
“Tato bergambar ikan di atas pergelangan tangan kanan itu hanya mungkin dibuat di Cina. Saya sempat mempelajari sekilas tentang gambar-gambar tato, bahkan pernah menulis arikel tentang hal itu. Warna sisik ikan yang merah jambu itu khas Cina. Koin Cina yang tergantung di rantai jam Anda juga memudahkan saya menebak.”
Mr. Jabez tertawa terbahak-bahak. “Wah saya tak menduga!” katanya. “Sebelum ini, saya pikir Anda memiliki kemampuan menebak yang hebat sekali, tapi sekarang saya tahu bahwa semuanya itu ternyata cuma begitu saja.” (Petualangan Sherlock holmes – Perkumpulan Orang Berambut Merah).
Dan begitulah kebanyakan klien Holmes menilai kemampuan Holmes. Sesuatu yang terlihat rumit menjadi begitu sederhana ketika Holmes menjelaskan bagaimana dia mengetahui hal tersebut hanya dengan memperhatikan hal-hal kecil disekitarnya. Dan dikisah-kisah selanjutnya anda akan dibuat kagum dengan cara Holmes menyelesaikan kasus-kasusnya di London.
C. KEPENGARANGAN
Sir Arthur Ignatius Conan Doyle (22 Mei 1859 – 7 Juli 1930) adalah pengarang cerita fiksi terkenal berkebangsaan Inggris. Salah satu karangannya yang paling terkenal yaitu Petualangan Sherlock Holmes, tokoh detektif yang eksentrik membuat namanya menjadi legenda karena cerita detektif ini merupakan cikal bakal karya-karya detektif lain seperti Hercule Poirot karya Agatha Christie. Cerita Sherlock Holmes ini mengawali masa keemasan cerita detektif di Inggris pada masa itu.
Doyle dilahirkan pada tahun 1859. Ia mendapat gelar dokter dari Universitas Edinburgh dan mulai membuka praktek di Southsea, Inggris pada tahun 1882. Gelar “SIR” atau kebangsawanan pencipta tokoh Sherlock Holmes ini bukan diperoleh karena menciptakan Holmes, tetapi karena jasa-jasanya sebagai dokter dalam Perang Boer di Afrika Selatan tahun 1902.
Pada tahun 1886, ia menciptakan tokoh Sherlock Holmes yang diilhami oleh dosennya di Fakultas Kedokteran Universitas Edinburgh Dr. Joseph Bell yang merupakan seorang ahli bedah yang sangat berbakat dan juga detektif forensik. Cerita pertama Sherlock Holmes A Study in A Scarlet (Penelusuran Benang Merah) diterima dengan baik oleh pembaca tetapi ketenaran tokoh ini baru dimulai tahun 1891 ketika ia menulis Petualangan Sherlock Holmes bersama sahabat setianya, Dr. Watson dalam bentuk kompilasi cerita pendek. Ia meninggal pada tahun 1930 karena sakit.
Dalam sebagian besar cerita Holmes ditemani oleh Dr. Watson, yang bukan hanya rekannya, tapi juga merupakan penulisnya. Kebanyakan cerita Holmes diceritakan oleh Dr. Watson, tentang penyelesaiannya dalam masalah kriminal; di cerita-cerita selanjutnya, Holmes mengkritik Watson atas tulisannya karena Watson menulisnya seperti cerita biasa dan bukannya penjelasan ilmiah.
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Keduabelas cerita pendek di buku ini menceritakan sepak terjang dari detektif bekebangsaan Inggris tersebut, bagaimana dia menelusuri jejak-jejak kejahatan yang tersembunyi, bagaimana motif si pelaku, dan rangkaian kejadian yang di luar dugaan membuat novel ini begitu menggugah rasa ingin tahu pembaca. Dimulai dari Skandal di Bohemia yang mungkin satu-satunya bagian yang menceritakan sisi humanisme Sherlock Holmes : Bagi Sherlock Holmes, dia adalah wanita yang istimewa. Dia tak pernah menyebut wanita itu dengan istilah lain. Di matanya wanita itulah yang paling hebat di antara seluruh kaumnya. Ini tidak berarti bahwa Holmes mencintai Irene Adler. Yang namanya perasaan, apalagi yang satu itu, tak pernah ada dalam pikirannya yang serba kaku, serba tepat, tapi yang untungnya selalu stabil. (Petualangan Sherlock Holmes-Skandal di Bohemia).
Di novel ini hanya Irene Adler yang diceritakan sebagai satu-satunya wanita yang pernah ‘dekat’ dengan Sherlock Holmes. Sherlock Holmes mengagumi dia bukan karena kecantikan atau statusnya sebagai calon ratu Bohemia tapi apa yang membuat Sherlock Holmes begitu tertarik kepadanya, bisa anda ketahui di buku ini.
Ada pula kasus Lima Butir Biji Jeruk yang merupakan kasus paling pelik yang pernah dihadapi Sherlock Holmes, dimana dia berhadapan dengan organisasi rahasia berisi orang-orang yang nekat dan ahli merencanakan kejahatan. Bagaimana Sherlock Holmes menangani kasus ini dan siapa pemenang dalam duel tersebut dapat anda simak di cerita ini. Kasus Petualangan di Copper Beeches sebagai cerita penutup di novel ini menyajikan pengalamannya yang mendebarkan di sebuah keluarga yang berujung dibongkarnya kekelaman yang disimpan keluarga tersebut selama bertahun-tahun. Cara-cara penyelesaian masalah yang dilakukannya sangat di luar dugaan, sedangkan alur ceritanya sendiri benar-benar sangat memukau. Sayang jika anda melewatkan keduabelas kasus yang ditulis oleh rekannya dr. Watson dalam novel ini.
Novel ini lebih mengedepankan cara-cara Holmes menyelesaikan kasus kejahatan yang ditanganinya. Jalan cerita yang tak terduga dan mengalir membuat pembaca terhanyut di dalamnya. Sepanjang saya membaca novel ini tidak ditemukan latar belakang Sherlock Holmes, bagaimana ia mendapat keahliannya tersebut, bahkan keluarganya tidak pernah disebutkan di novel ini. Hanya keahlian dalam analisis, memainkan biola dengan bagus dan kebiasaan buruknya yaitu merokok dan menggunakan kokain jika tidak ada kasus menarik yang terjadi membuat novel ini hanya mengajak kita untuk mengagumi kepandaian Sherlock Holmes.
E. KESIMPULAN
Bagaimanapun buku ini layak untuk menjadi daftar belanja kita. Buku yang ditulis lebih dari seabad yang lalu ini, dan diterjemahkan dalam puluhan bahasa bahkan terus dicetak sampai sekarang membuktikan bahwa ini merupakan masterpiece Sir Arthur Igntius Conan Doyle.
Kira2 masih ada nggak ya bukunya di gramed?
ReplyDeleteada, cek aja
ReplyDelete