Bimastyaji Surya Ramadan's

Portfolio

10 Profil Hari-hari Lingkungan

Leave a Comment
10 Januari    : Hari Sejuta Pohon
10 Januari merupakan Hari Sejuta Pohon yang diperingati di seluruh dunia dengan melakukan penanaman tanaman di beberapa lokasi.

2 Februari    : Hari Lahan Basah
Hari Lahan Basah Sedunia diperingati pada tanggal 2 Februari setiap tahunnya. Tanggal ini memperingati hari ditandatanganinya Konvensi Lahan Basah, yang disebut Konvensi Ramsar, pada 2 Februari 1971 di Kota Ramsar, kota yang terletak di pantai Laut Kaspia di Iran. Konvensi Pada awalnya berfokus pada masalah burung air dan burung migran. Kemudian berkembang kepada kesadaran keutuhan lingkungan. dan konvensi alam, termasuk keaneka ragaman hayati, karena berdampak luas terhadap kelangsungan hidup manusia di muka bumi. Lahan Basah sebagai suatu ekosistem, berperan dalam memberikan peluang kehidupan bagi seluruh mahluk termasuk dalam mewarnai corak dan budaya di masing-masing wilayah.
Hari Lahan Basah Sedunia diperingati pertama kali pada tahun 1997. Setiap tahun, lembaga pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan kelompok masyarakat pada seluruh lapisan komunitas mengambil peran dalam aksi meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap nilai dan manfaat lahan basah secara umum. Sejak tahun 1997 hingga 2007, konvensi telah melaporkan bahwa 95 negara telah melakukan aktivitas perayaan Hari Lahan Basah Sedunia dalam berbagai bentuk, dari seminar dan kuliah singkat, lintas alam, kontes seni anak-anak, balap sampan, hingga aksi bersih (clean-up day) yang dilakukan komunitas masyarakat, dan sebagainya.
Lahan Basah menurut Konvensi Ramsar memiliki definisi yang luas, yakni “Daerah-daerah rawa, payau, lahan gambut dan perairan, baik perairan alami ataupun buatan; tetap atau sementara; dengan air yang tergenang atau mengalir, tawar, payau, atau asin termasuk wilayah perairan laut yang kedalamannya tidak lebih dari 6 meter pada waktu air surut”.
Indonesia sendiri masuk menjadi anggota Konvensi Ramsar pada tahun 1991, dengan diterbitkannya Keppres 48 Tahun 1991 yang merupakan ratifikasi Konvensi Ramsar di Indonesia.

20 Maret     : Hari Kehutanan Sedunia

22 Maret    : Hari Air
Hari Air Sedunia (Inggris: World Day for Water) adalah perayaan yang ditujukan sebagai usaha-usaha menarik perhatian publik akan pentingnya air bersih dan usaha penyadaran untuk pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan.
Hari Air Sedunia diperingati setiap tanggal 22 Maret, inisiatif peringatan ini di umumkan pada Sidang Umum PBB ke 47 tanggal 22 Desember 1992 di Rio de Janeiro, Brasil.

Setiap tahunnya pada Hari Air Sedunia terdapat tema khusus, contohnya pada 2009 "Air Bersama, Peluang Bersama" (Shared water, shared opportunities).

22 April    : Hari Bumi
Hari Bumi atau yang lebih dikenal dengan sebutan EARTH DAY, seluruh sejarahnya dimulai dari Amerika Serikat dengan maksud untuk memberi perhatian terhadap hal-hal yang terjadi di bumi yang ditinggali oleh bermacam makhluk hidup. Hal ini diprakarsai oleh John Mconall pada tahun 1969 untuk menyambut March Equinox dimana setiap tahun pada bulan Maret matahari sejajar dengan equator yang menandakan dimulainya musim semi di utara dan musim gugur di belahan bumi bagian selatan.
Senator Gaylord Nelson, pengamat bumi dan lingkungan hidup, pada tahun yang sama -1969- dalam konferensi di Seattle, Washington, mengumumkan bahwa, pada musim semi 1970 akan ada demo yang dilakukan oleh rakyat yang menyerukan pada seluruh dunia agar menjaga bumi dan isinya termasuk makhluk yang menghuninya termasuk menghentikan perang Vietnam.

Pada tanggal 22 April tahun 1970 sebanyak 20 juta rakyat Amerika dipimpin oleh Denis Hayes lulusan Harvard University pilihan Senator Gaylord Nelson turun ke jalan-jalan, taman-taman dan auditorium-auditorium untuk bertindak nyata meneriakkan pada dunia untuk mengamankan bumi dari kerusakan, melindungi air minum, membersihkan udara, melestarikan alam dan laut. Embrio gagasan Hari Bumi dimulai sejak ia menyampaikan pidatonya di Seattle tahun 1969, tentang desakan untuk memasukkan isu-isu kontroversial, dalam hal ini lingkungan hidup, dalam kurikulum resmi perguruan tinggi mengikuti model teach in mengenai masalah anti perang. Gagasan Nelson mendapat dukungan yang mencengangkan dari masyarakat sipil.
Demo ini menarik perhatian 141 negara lainnya yang jumlahnya terus bertambah setiap tahun, yang dikemudian hari menjadi Hari Bumi sedunia yang kita peringati sekarang. Majalah TIME memperkirakan bahwa sekitar 20 juta orang turun ke jalan pada 22 April 1970. Nelson menyebutkan fenomena ini sebagai 'ledakan akar rumput yang sangat mencengangkan' dimana : " Masyarakat umum sungguh peduli dan Hari Bumi menjadi kesempatan pertama sehingga mereka benar-benar dapat berpartisipasi dalam suatu demonstrasi yang meluas secara nasional, dan dengan itu menyempaikan pesan yang serius dan mantap kepada para politisi untuk bangkit dan berbuat sesuatu ".

Menurut berbagai analisis ledakan ini muncul karena bergabungnya generasi pemrotes tahun 60-an (bagian terbesar adalah pelajar, mahasiswa, sarjana) yang terkenal sebagai motor gerakan anti-perang, pembela hak-hak sipil yang radikal. Sebuah perkawinan antara pemberontakan 60-an dan kesadaran lingkungan tahun 60-an. Hari Bumi yang pertama ini di Amerika Serikat merupakan klimaks perjuangan gerakan lingkungan hidup tahun 60-an untuk mendesak masuk isu lingkungan sebagai agenda tetap nasional.

22 Mei        : Hari Keanekaragaman Hayati
Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada sidang pleno ke-83 mendeklarasikan tahun 2010 sebagai tahun Internasional Keanekaragaman Hayati (International Year of Biodiversity).  Jargon Keanekaragaman Hayati yakni "Biodiversity is life, Biodiversity is our life" dan tema hari Keanekaragaman hayati tahun ini adalah "Biodiversity for Development and Poverty Alleviation", dimana LIPI ingin menginformasikan kepada masyarakat tentang pentingnya keanekaragaman hayati.

5 Juni         : Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day) diperingati pada tanggal 5 Juni setiap tahunnya sejak PBB mengadakan Konferensi Lingkungan Hidup di Stockholm pada tahun 1977. Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia diselenggarakan di bawah kordinasi United Nations Environment Programme (UNEP), yang dibentuk PBB sejak 1977.
Pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2010 ini, mengangkat tema “Many Species. One Planet. One Future” (Banyak Species. Satu Planet. Satu Masa Depan). Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2010, sebagaimana dilansir dari situs resmi UNEP akan dipusatkan di kota Kigali, ibu kota Rwanda, sebuah negara di Afrika Timur.
UNEP berencana menjadikan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (WED) 2010 sebagai perayaan terbesar dalam merangsang kesadaran publik seluruh dunia akan pentingnya kelestarian lingkungan hidup.Many Species. One Planet. One Future (Banyak Species. Satu Planet. Satu Masa Depan) merupakan tema yang diangkat dalam Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2010.
Tema WED kali ini berhubungan dengan pencanangan tahun 2010 sebagai Tahun Internasional Keanekaragaman Hayati (International Year of Biodiversity) dengan COP 10 Convention on Biological Diversity (CBD) di Nagoya, Jepang yang berlangsung pada 18-29 Oktober 2010.
”Many Species. One Planet. One Future” (Banyak Species. Satu Planet. Satu Masa Depan) yang merupakan tema WED 2010 diharapkan mampu mengajak seluruh dunia untuk melestarikan keragaman kehidupan di bumi. Memberikan kesadaran bahwa sebuah dunia tanpa keanekaragaman hayati adalah prospek yang sangat suram. Jutaan orang dan jutaan spesies berbagi bersama dalam satu planet yang sama, dan hanya dengan bersama-sama kita semua bisa menikmati masa depan yang lebih aman dan lebih makmur.

Lingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan. Lawan dari lingkungan hidup adalah lingkungan buatan, yang mencakup wilayah dan komponen-komponennya yang banyak dipengaruhi oleh manusia.

Berikut Merupakan Pesan Asli dari SEKJEN PBB untuk Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2010
Biodiversity, the incredible variety of life on Earth that sustains us, is in peril. Species are becoming extinct at the fastest rate ever recorded. Most of these extinctions are tied to human activities that are polluting and depleting water resources, changing and degrading habitats and altering the global climate. From frogs to gorillas, from huge plants to tiny insects, thousands of species are in jeopardy.
The theme of this year’s World Environment Day, “Many Species. One Planet. One Future”, echoes the call of the International Year of Biodiversity to stop this mass extinction and raise awareness about the vital importance of the millions of species that inhabit our planet’s soils, forests, oceans, coral reefs and mountains. Our health, well-being and sustainable future depend on this intricate, delicate web of ecosystems and life.
The global host of the 2010 WED celebration is Rwanda. This small country in the Great Lakes region of Africa is rapidly earning a reputation as a green pioneer. Home to 52 threatened species, including the rare mountain gorilla, Rwanda is showing how environmental sustainability can be woven into the fabric of a country’s economic growth. Despite its many challenges, including poverty and widespread land degradation, the “land of a thousand hills” is working to reforest, embrace renewable energies, pursue sustainable agriculture and develop a green vision for the future.
This year, Kigali will be the heartbeat of a global, multicultural, intergenerational celebration of our planet, its millions of species and the countless ways in which life on Earth is interconnected. On World Environment Day, I appeal to everyone – from Kigali to Canberra, from Kuala Lumpur to Quito – to help us sound the alarm. Get involved, speak out. Learn and teach others. Show leadership and help clean up. Reconnect with nature, our life force. Together, we can develop a new vision for biodiversity: Many Species. One Planet. One Future.
 16 September    : Hari Ozon Internasional
Hari Ozon Internasional ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setiap 16 September. Hal ini merupakan tanggal penandatanganan Protokol Montreal sebagai realisasi dari hasil resolusi No. 49/114 pada Sidang Umum PBB ke-92 Tahun 1994.

“Tujuan penetapan hari ozon adalah untuk terus meningkatkan masyarakat akan pentingnya melindungi lapisan ozon dan mengurangi penggunaan bahan perusak ozon (BPO) yang dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon, Hari Ozon mengusung tema 'Universal Participation : Ozone Protection Unifies the World' pada 2009. Tema ini dipilih Sekretariat Ozon yang berubah setiap tahun.

Peringatan Hari Ozon Internasional 2009 diharapkan menegaskan kembali komitmen nasional mendukung upaya perlindungan lapisan ozon. Jejaring kerja perlindungan lapisan ozon yang telah terjalin antara instansi Pemerintah dan Pemerintah daerah diharapkan dapat ditingkatkan untuk memenuhi kewajiban Indonesia sebagai negara yang menghapuskan konsumsi BPO sesuai ketentuan Protokol Montreal.

5 Oktober    : Hari Habitat
Hari Habitat Dunia diperingati secara global setelah Perserikatan Bangsa-bangsa merumuskan Deklarasi Vancouver pada 1976. Deklarasi itu menekankan prinsip hunian yang layak bagi semua sebagai agenda habitat dunia. Peringatan tahun ini mengambil tema global ”Merencanakan Masa Depan Perkotaan”.
Sejak tahun 1986 setiap Senin minggu pertama bulan Oktober, diperingati dunia sebagai Hari Habitat Dunia. Peringatan Hari Habitat Dunia ini dimaksudkan sebagai bentuk kepedulian terhadap pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman yang layak untuk semua lapisan masyarakat, dan mengingatkan perlunya tanggung jawab bersama bagi masa depan habitat manusia.

5 Nopember    : Hari Cinta Puspa Dan Satwa Nasional
Hari cinta puspa dan satwa adalah sebuah event tahunan yang diperingati secara nasional pada tanggal 5 november setiap tahunnya. Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) telah dicanangkan sejak 15 (lima belas) tahun lalu tepatnya pada tanggal 5 November 1993 melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 4 tahun 1993, yang saat itu di jabat oleh Presiden Soeharto. Sejak tahun itu pula telah ditetapkan Puspa dan Satwa kebanggaan Indonesia (Nasional, Langka dan Pesona) serta menetapkan Puspa dan Satwa sebagai Identitas Daerah. Jawa Barat sendiri telah menetapkan macan tutul sebagai satwa identitas Provinsi Jawa Barat.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 komentar:

Post a Comment