Assalamualaikum Wr Wb
9 Desember 2010
My Best Pal, how do you do?? Maaf ya, gag terasa bima sudah meninggalkan sahabat-sahabat sekian lama. Untuk pertemuan kali ini, bima bakalan kasih sahabat informasi mengenai kegiatan yang telah bima lewati hari ini. Apa sih?? Ote_ nih q kasih tahu:
FIELD TRIP TEKNIK LINGKUNGAN UNDIP 2010
Hemmph, oke... I will start my story...
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa teknik lingkungan undip 2010 dan beberapa mahasiswa ekstensi serta kak ilman, kak rahmat, pak winardi dan bu sri. Dimulai dengan ngumpul di GSG jam 7 pagi,, cekper, cek nomor bis dan lain sebagainya. After that, ada sambutan dan doa yang dipimpin oleh kak ilman. Setelah segala persiapan telah selesai, rombongan dibagi menjadi 2 kloter yaitu kloter bis A yang ke pHapros dan kloter bis B ke PDAM dan bertemu di satu titik tujuan bersama yaitu TPA JatiBarang.
Karena bima ikut rombongan Phapros, so aku gag bisa cerita banyak mengenai PDAM kelud pada part ini. InsyaAllah setelah semua data yang kubutuhkan mencukupi, aku akan posting lagi soal PDAM kelud. Oke brother! Now, we comeback to Phapros.
PT Phapros adalah sebuah perusahaan perseroan yang merupakan salah satu dari 10 perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari konsep manajemen perusahaannya yang baik. PT Phapros yang didirikan pada tanggal 21 Juni 1954 oleh Oei Tiong Ham Concern, seorang konglomerat yang terkenal di masanya, sekarang telah memiliki berbagai cabang di kota-kota besar di seluruh indonesia. PT Phapros merupakan anak perusahaan dari PT Rajawali Nasional Indonesia (PT RNI) yang telah mendapatkan berbagai macam sertifikat dalam dunia farmasi salah satunya adalah sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik. Perusahaan yang mendapatkan peringkat silver dalam Green Company ini menghasilkan berbagai macam obat yang terbuat dari beta laktam dan non beta laktam serta beberapa obat agromed yang mengusung prinsip fitoparmata.
Dalam kunjungan ini, kami mendapatkan sambutan yang luar biasa dari pihak manajemen Phapros. Begitu sampai di tempat, kami dipersilahkan untuk masuk ke gedung Avicenna yang kemudian digunakan untuk presentasi singkat mengenai perusahaan, safety induction untuk keselamatan dalam kunjungan dan sesi tanya jawab setelah berkeliling area perusahaan.
Setelah presenntasi perusahaan selesai, kami diantarkan untuk berkeliling area perusahaan dan melihat proses pembuatan obat non beta-laktam dan pengolahan limbak IPAL 1 dan IPAL 2 yang cukup menarik dan membuat penasaran. Kami tidak diperkenankan memasuki gedung tempat pembuatan obat beta laktam karena senyawa beta laktam dapat membahayakan seseorang yang alergi terhadapnya. Proses pengolahan limbah yang unik dan cukup asing ditelinga kami semakin memberikan semangat kepada kami untuk belajar lebih giat lagi (hahaha,, yak’e). Walaupun hanya bisa melihat dari luar proses kerja dari pembuatan dan pemrosesan obat serta pengolahan limbah farmasi, kami merasa puas dan semakin bersemangat untuk belajar (amin!) karena dunia kerja dalam hal ini industri, telah menarik minat kami khususnya dalam pengolahan limbahnya yang dikatakan masih belum maksimal karena berbagai faktor.
Jam 11.30 tepat acara berkeliling perusahaan selesai, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan makan-makan. Kami tidak menyangka pihak phapros telah menyiapkan gudeg komplit yang ruarrr biasa (perbaikan gizi niyeee...). Sebuah jamuan yang mengesankan, hehe... sayaaaaanngg sekaliiii aku tidak bisa menghabiskan makanannya karena mual yang kemudian menggangguku hingga akhir perjalanan ini.. arggghhh.... curcol mode on!!
Selesai tanya jawab dan makan-makan, kunjungan di PT Phapros ditutup oleh ibu Emi (ibunye dias) dan pak win sebagai wakil dari Teknik Lingkugan. Then, we go to the mosque and pray together...
Pemberhentian selanjutnya adalahTPA Jati Barang. Di tengah perjalanan kami berhenti sejenak untuk menjemput teman kami di bis B yang sebelumnya berdesak-desakan karena pembagian kloter yang hanya 52 orang yang boleh ke phapros. Setelah mendaki gunung melewati lembah, kami akhirnya sampai juga di tempat idaman para pemulung, TPA Jati Barang! Pertama kali turun dari bis kami disibukkan untuk mennutup hidung karena baunya yang mirip bau kesturi (gedebus!) bagi para sapi, hahaha.... setelah berjalan cukup jauh, kira-kira 1 km, kami akhirnya sampai juga di jati barang. Sungguh sebal! Kami tidak bisa memasuki area TPA dan pengolahan air lindi karena jalanan yang cukup becek dan membuat kita tidak bisa melewatinya. Kami hanya bisa menunggu di area yang akan dibangun pabrik pupuk. Humph, bima kemudian bertemu pak aris yang merupakan penjaga TPA yang kemudian memberikan banyak informasinya kepada bima, dias dan nurani. And this is what can we learn from him:
TPA Jati Barang dibuka pada tahun kelahiranku, 1992, sekaligus ditetapkan sebagai TPA Kota Semarang. Jati barang merupakan lokasi yang strategis untuk dibangun TPA pada masa itu karena selain tempatnya yang masih sangat luas yaitu sekitar 44,5 hektare, juga karena jauh dari pemukiman sehingga tidak mengganggu pemukiman perkotaan dengan bau dan kekumuhannya. TPA ini menggunakan konsep semi sanitary landfill yang pada umumnya digunakan hampir di seluruh kota di indonesia. TPA ini dibagi menjadi 6 sektor, dan yang bima ketahui ada 2 sektor utama yaitu sektor aktif dan pasif. Sektor aktif merupakan sektor yang masih digunakan untuk meletakkan sampah dari kota, sedangkan sektor pasif merupakan sektor yang sudah tidak dapat lagi ditimbun sampah. Terdapat penimbangan muatan sampah di kantor TPA Jatibarang satu-satunya di Indonesia yang berfungsi untuk mengetahui kapasitas muatan sampah yang diangkut setiap harinya. Sekitar 700 ton sampah dari seluruh bagian kota semarang masuk ke TPA Jatibarang dan sekitar 40 ton sampah diantaranya berasal dari pasar Johar. Dengan mengetahui muatan yang masuk ke TPA Jatibarang diharapkan dapat diketahui usia TPA ini dalam menampung sampah dari kota Semarang.
Adaa yang cukup menarik minat bima dalam diskusi bersama pak aris, yang pertama adalah permasalahan sapi-sapi yang semakin memenuhi TPA Jatibarang. Pemandangan pertama yang bima lihat di TPA ini adalah banyaknya sapi yang mengais sampah untuk memenuhi kebutuhan perutnya. Prihatin. Tapi masyarakat disini justru mengembangbiakkannya dan melepasnya begitu saja untuk mencari makan ditengah bukit sampah. Konsep awal mula pemberdayaan sapi di TPA adalah dari TPA Putri Cempo, Solo. Dari sekitar 200 sapi, sekarang menjadi 4000 sapi milik warga yang ada disana. Sapi-sapi ini tidak akan mau diberi makan rumput, bahkan rumput segar sekalipun. Mereka hanya ingin makan sampah. Permasalahan gizi yang dulu pernah diteliti oleh mahasiswa undip bahwa sapi TPA Jatibarang mengandung 9 logam berat yang berbahaya tampaknya tidak menyurutkan masyarakkat untuk mengembangbiakkan sapi disana. Sapi-sapi ini semakin lama juga semakin mengganggu proses penurunan dan pengangkutan sampah karena sangat memenuhi area TPA.
Yang kedua adalah kehidupan warga disana. Mayoritas warga di sekitar TPA berprofesi sebagai pemulung, PEMULUNG EMAS. Kenapa bisa?? Yaph, ternyata pemulung di TPA Jati Barang dapat menghasilkan uang sekitar 100 ribu per harinya! Percaya gag loee?? Kenapa bisa? Pemulung di TPA Jatibarang dapat mengubah sampah menjadi emas, maksudnya, tulang, pecahann kaca, botol bekas, dan sampah-sampah sulit urai lainnya dapat diolah dan dijual ke tengkulak dengan harga yang tinggi. Sebagai contoh yang paling mudah, ternyata tulang pun bisa dijual! Tulang yang digiling, dijadikan serbuk digunakan sebagai campuran dedak –sejenis makanan burung- untuk menguatkan lapisan cangkang kulit telur yang dihasilkan olehn unggas. Selain itu, setiap pemulung/warga biasanya memiliki sekitar 40 sapi. Makanya, gag usa kaget deh kalo kapan2 ngeliat rumah pemulung, dari luar kelihatan bobrok tapi dalemnya... huuuhhh, kulkas, TV 21 inch, motor, sapi 40 ekor tiap orangnya, dsb. Ya bener kata pak aris: “Kalo TPA Jatibarang dipindah, warga pasti demo, yap! Karena mata pencaharian mereka berasal dari sampah2 ini.”
Pengolahan air lindinya menggunakan 10 kolam yang di setiap kolamnya terdapat satu kincir air yang berfungsi sebagai filter sekaligus aerator sehingga di kolam terakhir dihasilkan air yang siap untuk dibuang ke sungai tanpa mencemarinya. Di kolam terakhir juga diberikan semacam tanaman organik dan kadang diberikann larutan kimia yang mampu meningkatkan kualitas air dan menurunkan tingkat polusi air limbah tersebut.
Ohohoho... mungkin sekian dulu dah tulisan bima kali ini, cape ternyata nulisnya! Buat gambar dan tambahan artikel akan aku posting dikemudian hari, okkeeh!
Now it’s time for sleep, dreaming me okey!
Hehe
I think that’s all from me, if there are some mistakes, forgive me....
Wassalamualaikum Wr Wb
Ass.
ReplyDeleteTerimakasih Bim, info tentang IPAL Lindi TPA Jatibarang,bisa untuk referensi proposal saya.
Doakan ya...biar proposal saya lolos.
Thanks
Bu Sri